Mobil Murah LCGC Akan Diganti Dengan LCEV

f:id:mobildaihatsu:20170721171350j:plain

Beberapa saat yang lalu, mobil murah Indonesia yang diluncurkan lewat program mobil murah ramah lingkungan alias Low Cost Green Car (LCGC) terbukti berhasil menyedot perhatian dan animo masyarakat untuk memilikinya. Dan kabarnya, umur program LCGC ini tak akan lama. Dan akan segera digantikan oleh program yang lain. Benarkah demikian?

Ada yang menyatakan bahwa ini hanya wacana. Namun bila melihat peraturan yang mendasari keluarnya kebijakan tersebut, yaitu PP Nomor 41 Tahun 2013 tentang Program Kendaraan Bermotor Hemat Bahan Bakar dan Harga Terjangkau, memang telah direncanakan bahwa dalam jangka waktu maksimal 5 tahun, LCGC akan segera digantikan dengan LCEV (Low Carbon Emission Vehicle) atau mobil beremisi rendah.

Sesuai dengan namanya, patokan yang dipakai dalam kebijakan LCEV nantinya diarahkan pada jenis mobil murah Indonesia dengan kapasitas 1.200 cc hingga 2.000 cc dengan tetap menggunakan ukuran emisi karbon berdasar konsumsi bahan bakar. Sebenarnya, hal ini tak jauh beda dengan program LCGC, yang menjadikan konsumsi bahan bakar sebagai patokannya. Hanya ditambah dengan aturan mengenai standar minimal emisi karbon yang harus dimiliki. Targetnya di tahun 2030, pemerintah harus mampu menurunkan kadar CO2 sebesar 29 persen sesuai dengan standar COP21. Sedangkan untuk KBH2 atau LCGC sudah memiliki jalur sendiri untuk turunkan (kandungan) karbonnya.

Namun, hingga kini pemerintah belum menemukan nama Indonesia yang pas untuk program LCEV. Jadi masih disebut sebagai kendaraan penumpang untuk kelas menengah. Bila tingkat ekonomi masyarakat meningkat, pasti customer menginginkan untuk membeli mobil yang lebih besar agar lebih banyak memuat, termasuk yang mobil murah Indonesia yang beberapa sudah diproduksi untuk kapasitas 1.200 cc.

Bisa dilihat, Toyota dan Daihatsu yang meluncurkan mobil low MPV dengan kapasitas mesin 1.200 cc. Hal ini menjadi penanda dimulainya era LCEV, sesuai dengan peraturan yang disiapkan oleh pemerintah tersebut. Melalui Toyota Calya dan Daihatsu Sigra, pihak Astra ingin menguji respon pasar, sehingga saat nantinya peraturan tersebut berlaku masyarakat pun sudah siap.

Pastinya, mobil murah Indonesia yang lebih rendah emisi karbon menjadi suatu impian yang ideal. Karena dengan sendirinya tingkat emisi karbon rendah akan lebih ramah lingkungan, sementara harga murah dan terjangkau tetap menjadi dambaan utama masyarakat. Jadi, sudah selayaknya pemerintah mensosialisasikan kebijakan tersebut sebelum diterapkan nantinya, agar masyarakat selaku konsumen lebih memahaminya.